Review "Mistik Kejawen"

 

Selamat datang kembali di blog ini. Kali ini saya akan mereview sebuah buku tentang budaya saya sendiri yaitu budaya Jawa, secara spesifiknya yaitu tentang budaya mistik kejawen. Buku ini terbit tahun 2018 dan memiliki tebal 296 halaman. Saya mau membaca buku ini karena saya belum terlalu mengetahui tentang budaya saya sendiri, khususnya ajaran-ajaran mistiknya. Setidaknya dengan buku ini saya dapat mengetahui gambaran singkat tentang apa itu Kejawen dan sejarahnya.

Kita mulai dari asal usul Kejawen. Kejawen bermula dari dua tokoh misteri, yaitu Sri dan Sadono, yang merupakan sepasang suami istri. Dewi Sri dan Wisnu, menurut Tantu Panggelaran pernah diminta turun ke arcapada untuk menjadi nenek moyang di Jawa. Dari sumber ini, akan meneguhkan sementara bahwa nenek moyang Jawa memang dewa. Berarti kaum kejawen sebenarnya berasal dari keturunan orang yang tinggi tingkat sosial dan kulturnya. Kedua tokoh ini sebenarnya menjelma menjadi beberapa tokoh lain, hanya saja tidak saya tuliskan karena terlalu panjang.

Kedua orang ini sempat berpisah namun akhirnya berjumpa kembali. Menurut beberapa sumber, pertemuan Sri dan Sadono terjadi di Gunung Tidar, Magelang. Tempat itu kemudian diberi tetenger(tanda), dengan menancapkan paku tanah Jawa. Hal ini sekaligus untuk mengokohkan Tanah Jawa yang sedang goncang. Paku tersebut kelak dinamakan Pakubuwana (paku bumi). Pakubuwana inilah yang menyebabkan orang Jawa tenang, sehingga keturunan Sadono dan Sri menjadi banyak. Hanya saja, keturunan mereka ada yang baik dan yang buruk. Semar diminta untuk mengasuh keturunan yang baik dan Togog mengikuti yang angkara murka.

Mistik kejawen dan falsafah hidup Jawa terbagi 3. Yang pertama yaitu Sangkan Paraning Dumadi. Mistik kejawen tak lain juga merupakan representasi upaya berpikir filosofis manusia Jawa. Karena itu, melalui mistik kejawen dapat diketahui bagaimana manusia Jawa berpikir tentang hidup, manusia, dunia dan Tuhan. Sayangnya cara berpikir filosofis manusia Jawa tersebut belum dihimpun menjadi suatu sistem oleh para filsuf. Biasanya rentangan pola pikir itu masih tercecer dalam berbagai karya sastra dan budaya Jawa, termasuk ke dalam ritual mistik kejawen. 

Dalam bahasa Jawa kuno, Sangkan berarti asal muasal, paran adalah tujuan, dan dumadi artinya menjadi, yang menjadikan pencipta. Dengan begitu Sangkan Paraning Dumadi adalah pengetahuan tentang dari mana manusia berasal dan akan kemana ia akan kembali.

Yang kedua adalah Manunggaling Kawula-Gusti, yang berarti mendekatkan diri kepada Tuhan. Manunggaling Kawula-Gusti merupakan perwujudan sikap manembah. Manembah adalah menghubungkan diri secara sadar, mendekat, menyatu, dan manunggal dengan Tuhan. Manunggaling Kawula-Gusti merupakan pengalaman, bukan ajaran.

Yang ketiga yaitu Memayu Hayuning Bawana, yang berarti watak dan perbuatan yang senantiasa mewujudkan dunia selamat, sejahtera dan bahagia.

Sebenarnya masih banyak lagi informasi-informasi mengenai mistik kejawen ini, mulai dari percampuran budaya Jawa dan Agama, tahap-tahap mendekati Tuhan, Animisme Dinamisme hingga ke mistik kejawen modern. Karena banyaknya informasi tersebut, jadi saya hanya mengambil sedikit informasi yang perlu dipahami. Jika anda ingin belajar seutuhnya, silahkan pelajari buku ini.

Sekian untuk review buku kali ini. Saya mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan kata dan penyampaian maksud yang kurang tepat. Terima kasih untuk anda yang telah bersedia untuk membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya. Salam hangat -PC

Comments

Popular posts from this blog

Gimana Rasanya Pacaran dengan Memeng?

Review "Kuliah vs Kuli-ah"