Usaha Pembukaan Distrik Palangka Raya THS THM

Untuk kali ini saya akan membuat artikel santai tentang usaha untuk membuka distrik baru organisasi THS THM di Palangka. Awalnya saya tiba-tiba dihubungi oleh seorang anggota THS yang memang sudah ada disini sebelum saya. Namanya kak Melky Kase, dari bagian Timur Indonesia. Saya diajak untuk berkumpul dan bertemu di Katedral Palangka pada hari Minggu, 7 September 2020 untuk berbincang dengan romo Luhur bersama 2 orang anggota THS lainnya.

Setelah sampai disana, saya menunggu beberapa menit sebelum kak Melky datang bersama temannya. Dari situ kami langsung menemui Romo Lulus yang ternyata sudah menunggu lama (katanya). First Impresion bertemu dengan Romo Lulus, hanya satu kata yang bisa saya ungkapkan "wow". Ia sudah langsung mengenakan seragam latihan dan membawa toya (tongkat panjang) serta nunchaku (2 batang besi yang dihubungkan rantai). Disitu saya langsung merasa "njir ngeri amat". Belum lagi ditambah oleh suaranya yang besar, tubuhnya yang atletis, serta wajahnya yang tegas. Dalam hati saya bergumam, waduh bahaya ni kalau kita buat kesalahan.

Karena terlambat, kami tidak sempat berbicara lebih lanjut. Ia langsung menyuruh anak-anak untuk masuk ke dalam aula untuk persiapan memulai latihan. Karena saya tidak mengetahui bahwa hari itu kami akan perkenalan organisasi, saya tidak membawa seragam latihan. Sedangkan Romo Lulus, kak Melky dan 2 temannya ternyata sudah membawa persediaan tersebut. Disaat kak Melky dan teman-temannya mengganti baju, saya menyempatkan untuk berbincang dengan Romo Lulus. Saya bertanya tentang siapa anak-anak yang telah berkumpul disitu, dan jawabannya adalah anak-anak asrama baik asrama putra maupun putri.

Kegiatan ini juga merupakan terobosan baru dari Romo Lulus untuk ekstrakurikuler di asrama tersebut. Ia menambahkan bahwa ekstrakurikuler yang baru mencakup 3 kegiatan, yaitu drama, tari dan silat. Ternyata begini toh asrama. Dari dulu saya penasaran dengan gimana kehidupan asrama. Setelah pertemuan pertama ini, saya mendapat sedikit gambaran tentangnya.

Romo ini merupakan orang yang menjunjung disiplin tinggi sehingga kegiatan harus dilakukan tepat waktu tidak kurang dan tidak lebih. Kegiatan perkenalan kami dimulai pukul 15.30 WIB. Peserta disuruh untuk membuat lingkaran double agar suara kami bisa terdengar karena saat itu sedang hujan. Peserta yang ada lumayan banyak, sekitar 70 orang, mungkin. 

Kegiatan dimulai dengan doa yang dibawakan oleh Romo Lulus. Selanjutnya ia memperkenalkan kegiatan ekstrakurikuler rancangannya, serta memperkenalkan kami berempat. Di perkenalan ini, ia menunjukkan bakatnya yang semakin membuat saya "wow" dengan romo ini. Ia sangat mahir untuk menggunakan toya. Belum pernah saya melihat langsung penampilan seperti itu. Ia juga mampu untuk menggunakan nunchaku dengan sangat-sangat baik. Tentunya semua orang yang ada di ruangan itu kagum dengan penampilannya.

Tidak hanya itu, ia juga mahir untuk menari dan berdrama. Tanpa perlu berpikir lama, saya menyebutnya dengan orang super talent. Keren amat dah. Malah ia memiliki rencana untuk menambah satu ekstrakurikuler baru yaitu palang merah. Beruntung sekali anak-anak asrama disitu.

Sebelumnya, anak-anak sudah diberi pilihan untuk mengikuti ekstrakurikuler mana yang ingin mereka ikuti. Jadi disitu, langsung dipisahkan antara yang mengikuti drama, tari, serta silat. Sekitar 60-70% anak ternyata mengikuti silat. Tentunya ini pekerjaan berat karena saya sendiri hanya berpengalaman untuk melatih 10an anak per latihan. Itu juga sudah 2 tahun lalu.

Kegiatan berjalan dengan lancar karena kami masih hanya sebatas perkenalan diri serta perkenalan umum organisasi. Anak-anak ini berasal dari SMA Katolik St. Petrus Kanisius Palangka, serta Seminari menengah Raja Damai Palangka. Perkenalan dilakukan hanya sekitar 1 jam, sampai jam 5. Dan setelah kegiatan selesai, saya melanjutkan untuk mengikuti misa di Katedral.

Akhirnya setelah 2 tahun, saya bisa masuk organisasi Katolik disini. Walaupun awalnya saya tidak mengira bahwa THS THM akan terbentuk disini, tapi syukurlah banyak bantuan datang dari senior-senior. Bagaimana kelanjutannya? Saya berharap agar organisasi ini tetap bisa tumbuh dan nantinya berkembang di seputaran umat Katolik Palangka Raya.

Oh iya, sebenarnya saya ingin mengambil foto dari kegiatan tersebut. Akan tetapi karena terlalu larut dalam euforia, akhirnya saya mengurungkan niat untuk mengabadikannya. Yang jelas, siapapun yang ada di sana pasti akan kagum dengan Romo Lulus.

Comments

Popular posts from this blog

Gimana Rasanya Pacaran dengan Memeng?

Review "Kuliah vs Kuli-ah"