Review "Male Brain"
Selamat datang kembali di artikel review buku di blog ini. Kali ini saya akan mereview sebuah buku dengan judul Male Brain, yang merupakan buku terjemahan bahasa Indonesia dari buku yang berjudul sama. Buku ini terbit tahun 2010 dan memiliki tebal 322 halaman. Buku ini merupakan seri kedua yang ditulis oleh penulis, setelah buku pertamanya Female Brain yang meledak dan menjadi bestseller di masanya.
Buku ini membahas tentang perkembangan otak laki-laki mulai dari dalam rahim hingga masa tuanya. Perkembangan otak serta aktivitas fisik laki-laki ditentukan oleh hormon-hormon yang dimilikinya. Disinilah pembahasan buku ini berpusat.
Perkembangan otak laki-laki dimulai saat memasuki 8 minggu masa kehamilan. Testosteron dan MIS membentuk laki-laki menjadi maskulin serta tidak feminim. Testosteron adalah peguasa hormon laki-laki. Hormon ini dominan, agresif dan sangat berkuasa. Dengan terfokus dan berorientasi pada sasaran, hormon ini membangun semua hal tentang laki-laki, termasuk kemampuan untuk mengalahkan laki-laki lainnya. Hormon ini jugalah yang mengaktifkan sirkuit seksual dan agresi laki-laki.
Mullerian Inhibiting Substance (MIS) merupakan hormon yang berperan untuk menghilangkan sifat feminim laki-laki. MIS membangun sirkuit otak untuk perilaku eksploratif, menekan sirkuit otak untuk perilaku khas perempuan, merusak organ reproduktif perempuan, dan membantu membangun organ reproduktif laki-laki serta sirkuit otak.
Lalu pada masa kanak-kanak, laki-laki terus memproduksi MIS. Tingkat testosteron juga akan menjadi rendah selama "jeda masa kanak-kanak". Pada masa ini, otak anak laki-laki banyak membentuk sirkuit otak untuk perilaku eksploratif, gerakan otot yang kasar serta sirkuit untuk aktivitas seksual laki-laki terus berkembang. Makanya di masa ini, anak laki-laki banyak bermain dengan sesama teman laki-lakinya daripada memperhatikan anak perempuan (1-11 tahun).
Masuk ke masa pubertas, testosteron laki-laki meningkat 20 kali lipat. Hal ini yang membuat laki-laki pada masa pubertas sangat tertarik denga hal-hal yag berbau seksual. Bayangkan lonjakan besar yang mencapai 20 kali lipat. Lonjakan testosteron ini diikuti oleh peningkatan vasopresin, serta MIS yang berkurang. Vasopresin adalah hormon yang menimbulkan sikap sopan kepada perempuan dan monogami. Hormon ini secara aktif melindungi dan mempertahankan wilayah, pasangan, dan anak. Bersama testosteron, ia menjalankan sirkuit otak laki-laki dan meningkatkan maskulinitas.
Pada masa ini, laki-laki memiliki minat yang besar terhadap wilayah, interaksi sosial, bagian tubuh remaja putri, fantasi seksual, masturbasi, serta hierarki laki-laki. Mereka akan mulai tidur lebih malam dan bagun lebih siang. Ia juga akan berusaha untuk menghindari orang tua dan menantang otoritas.
Selanjutnya laki-laki akan masuk ke masa maturitas(kematangan) seksual, biasanya kita temui sebagai laki-laki lajang. Pada masa ini, testosteron tetap tinggi dan mengaktifkan sirkuit pencarian pasangan, seks, perlindungan, hierarki dan wilayah. Ia juga terfokus pada perempuan subur dan bertubuh indah, karena libido laki-laki pada masa ini tinggi. Laki-laki pada masa ini juga mempunyai minat yang besar dalam menemukan pasangan, fokus pada pekerjaan, uang dan perkembangan karir.
Setelah menjalani tahap ini, laki-laki akan masuk ke fase hidup sebagai ayah. Selama kehamilan istri dan setelah kelahiran bayinya, prolactin akan meningkat, serta testosteron akan berkurang. Prolaktin menyebabkan kehamilan simpatik di dalam diri calon ayah. Hormon ini meningkatkan kemampuan ayah untuk mendengar tangisan bayi mereka. Ia merangsang hubungan di dalam otak laki-laki untuk perilaku sebagai orangtua dan mengurangi nafsu seksual. Fokus utama dalam fase ini adalah melindungi ibu dan bayi, membiayai kehidupan keluarga, serta lebih peka terhadap tangisan anak mereka.
Pada usia paruh baya, testosteron laki-laki akan berkurang secara perlahan, tetapi masih terus fokus pada seks, wilayah, dan perempuan yang menarik. Aktivasi testosteron dan vasopresin berkurang secara perlahan. Fokus utama pada fase ini adalah pada tindakkan untuk membesarkan anak, pada kekuasaan dan status di tempat kerja. Ia juga tidak terlalu fokus pada "harus berhubungan seksual sekarang".
Lalu dimasa tua, laki-laki akan mengalami andropause. Testosteron akan terus berkurang, tapi tetap bisa bereproduksi. Rasio esterogen terhadap testosteron mulai meningkat. Oksitosin juga meningkat. Oksitosin adalah hormon penenang bagi laki-laki. Ia meningkatkan kemampuan simpati dan membangun sirkuit kepercayaan, sirkuit romantis-cinta dan sirkuit keterikatan otak. Ia mengurangi hormon stress, menurunkan tekanan darah dan memainkan peran utama dalam ikatan batin ayah dan bayinya. Hal inilah yang membuat mereka menjadi kurang agresif.
Setelah dibaca, ternyata buku ini lumayan berguna untuk mengetahui siapa diri saya. Saya jadi mengetahui gambaran saya kedepannya, serta mengetahui sebab-sebab dari hal-hal yang telah saya lalui. Secara keseluruhan buku ini relate dengan kehidupan saya sebagai laki-laki. Jadi, saya mengapresiasi penulis dalam melakukan penelitian terhadap "dasar-dasar" laki-laki.
Selesai sudah untuk review buku kali ini. Terima kasih untuk anda yang telah menyempatkan untuk membaca artikel ini. Mohon maaf jika terjadi penulisan kata. Sampai jumpa di artikel-artikel berikutnya. Salam hangat -PC
Comments
Post a Comment