Review Webinar EBT dari SRE ITB
Topik yang akan saya bahas pertama yaitu tentang Energi Baru Terbarukan (EBT). Topik ini menurut saya sangat menarik untuk generasi muda yang sadar akan kesehatan lingkungan di masa depan. Webinar ini diadakan oleh Society Renewable Energy (SRE) ITB dalam rangka National Youth Summit for Renewable Energy (NYSRE) 2020. Saya akan mereview dulu dari awal pendaftaran acara ini.
Acara ini awalnya saya ketahui dari dua orang kakak tingkat dimana mereka memposting sebuah feed di instagram dimana terdapat foto dengan twibbon tentang renewable energy. Caption yang disertakan lumayan panjang jadi awalnya saya males untuk membacanya. Lalu selang 1 atau 2 hari, sahabat SMA saya yang berkuliah di UI juga memposting hal yang demikian. Nah dari situ saya mulai tertarik untuk mengetahui kegiatan apa sih yang sebenarnya akan datang?
Setelah ditelusuri lagi, ternyata webinar ini berkaitan dengan EBT. Narasumber yang diundang juga tidak tanggung-tanggung, mulai dari direktur, general manager hingga CEO dan posisi-posisi penting lainnya. Awalnya saya sangat tertarik untuk mengikuti webinar tersebut sehingga langsung menuju ke proses pendaftaran. Proses pendaftaran pun selesai, akan tetapi pada saat proses verifikasi kita diwajibkan untuk memposting feed di instagram sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat di akhir kegiatan. Wadaw. Ini bagian yang paling malas untuk saya lengkapi. Dengan berat hati akhirnya saya mengurungkan niat untuk mengikuti webinar ini :(
Untungnya panitia acara ini akan menyediakan live streaming webinar di akun youtube SRE ITB, sehingga walaupun tidak mendapat sertifikat, setidaknya saya bisa mendengar paparan materi dari para narasumber. Webinar ini diadakan selama 8 hari berturut-turut pada waktu yang sama. Tidak semua saya ikuti, hanya hari 1-4 & 7. Dari 5 hari tersebut, mimin paling tertarik dengan materi pada hari pertama dan ketiga. Pada hari pertama, materi yang dibawakan lebih kepada penggunaan energi matahari melalui solar pv. Dari sini, banyak info yang bisa mimin dapatkan, khususnya tentang perusahaan-perusahaan di bidang pengadaan panel surya.
Sebenarnya energi ini sangat-sangat menjanjikan, dimana kita ketahui kalau matahari akan selalu ada menyinari bumi dan energinya gratis, bebas di alam. Akan tetapi, biaya untuk pemasangan solar pv masih terlalu berat untuk seorang masyarakat biasa. Panel ini juga harus rutin untuk dibersihkan karena jika kotor akan menghambat penerimaan energi. Masa pakai normal dari panel ini sekitar 25 tahun, jika dirawat dengan benar. Untuk panel yang sudah melewati masa pakai, panel dapat dikembalikan ke perusahaan untuk diolah kembali. Proyek pemasangan panel surya ini juga masih terbatas ke perusahaan-perusahaan besar seperti Bank Indonesia dan sejenisnya.
Untuk hari ke-3, materi yang dibawa terkait geothermal. Ini yang membuat saya tertarik karena berhubungan langsung dengan geologi. Geothermal berasal dari 2 kata, yakni geo yang berarti bumi dan thermal yang berarti panas. Jadi energi ini memanfaatkan panas dari lapisan mantel bumi. Sebagai anak geologi, anda pasti akan mengetahui bagaimana bisa semua daratan dibumi ini terbentuk. Mulai dari gunung, palung, sungai, laut, benua hingga susunan lapisan bumi serta bencana-bencana alam yang diakibatkan oleh tenaga endogen bumi.
Jadi energi ini didapat dengan menggunakan panas bumi tadi untuk memanaskan air yang ada di reservoir bumi hingga mendidih. Nantinya akan dipasang sumur-sumur geothermal yang akan mengalirkan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin, sehingga terciptalah listrik.
Menurut pendapat saya, dua energi ini merupakan energi yang paling mudah untuk dimanfaatkan di masa yang akan mendatang. Lalu jika anda bertanya-tanya, mengapa anda seorang mahasiswa di jurusan pertambangan tertarik untuk mengikuti seminar-seminar seperti ini? Bukannya nanti dengan dikembangkannya energi ini, lapangan pekerjaan dalam bidang pertambangan menjadi berkurang? EBT dengan Pertambangan kan bertolak belakang?
Dari seminar ini saya mendapat jawaban yang super duper cerdas. Memang dimata orang, EBT dengan tambang merupakan hal yang bertolak belakang. Akan tetapi... bisnis pertambangan tidak akan terhambat oleh karena penggunaan EBT tersebut. Apa yang dilakukan sekarang yaitu sebagai masa transisi dimana nantinya persediaan bahan-bahan tambang (batubara) untuk pengolahan energi akan habis sehingga EBT secara perlahan dapat menutupinnya. Lagian pengguna listrik di Indonesia juga semakin meningkat sehingga tentunya batubara juga akan cepat habis. Target penggunaan EBT secara nasional pada tahun 2025 juga hanya sebesar 23% (iyu juga kalau tercapai).
Oleh karena itu, saya sangat mendukung kegiatan EBT sekarang ini demi masa depan bumi yang sehat serta untuk keturunan kita yang lebih baik. Apakah saya berniat untuk pindah jurusan? Awalnya saya juga bingung akan tetapi, jawaban diatas membuat saya semakin yakin dengan jurusan yang saya ambil.
Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya tulis akan tetapi ini sudah menggambarkan 8 hari seminar yang telah dijalankan. Di artikel lain, akan saya bahas satu event lagi yang tentunya berkaitan dengan EBT. Jadi untuk artikel ini saya cukupkan sampai disini. Saya mohon maaf jika ada penulisan kata-kata yang kurang tepat. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih untuk kamu yang telah membaca ini sampai akhir:). Salam hangat -PC
Comments
Post a Comment